
Laut adalah sebuah tubuh air asin besar yang dikelilingi secara menyeluruh atau sebagian oleh daratan. Dalam arti yang lebih luas, “laut” adalah sistem perairan samudra berair asin yang saling terhubung di Bumi yang dianggap sebagai satu samudra global atau sebagai beberapa samudra utama. Laut mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran penting dalam siklus air, siklus karbon, dan siklus nitrogen.
Di laut, tentu saja kita dapat mengetahui, bahwa di dalamnya ada kehidupan makhluk hidup, baik dari ikan, terumbu karang, rumut laut, dan sebagainya. Dari semua makhluk hidup yang ada di lautan, tentunya harus kita jaga agar kehidupan di laut tetap terlaksana dengan sehat. Kita pun harus mengerti bagaimana caranya menjaga kehidupan yang ada di laut. Misalnya, tidak membuang sampah di laut, melakukan pemancingan secara ilegal, melakukan pengeboman di laut dan sebagainya itulah yang harus kita hindari. Kita justru harus melestarikan semua kekayaan yang sudah Tuhan berikan untuk manusia dan lingkungannya.
Lantas, mengapa air laut yang dapat menyebabkan kehidupan yang ada menjadi rusak?

Emisi gas rumah kaca menyebabkan air laut menjadi panas, asam dan berkurang kandungan oksigennya. Para ilmuwan beranggapan, ini dapat berpengaruh buruk bagi perairan global.
Air laut menjadi kian asam. Proses ini menempuh rekor kecepatan dalam 300 juta tahun terakhir. Namun yang lebih mengkhawatirkan para ilmuwan yakni hubungan temuan ini dengan pengaruh pemanasan global lainnya terhadap air.
Kandungan Oksigen Berkurang
Air laut 26 persen lebih asam dibanding tahun 1880an karena peningkatan kandungan karbon dalam air. Sebelumnya, para peneliti juga telah menilai bagaimana air laut menjadi lebih panas karena kadar karbondioksida dari pembakaran batu bara, minyak dan gas. Mereka mengamati, bahwa pada kedalaman laut yang berbeda, kandungan oksigen juga lebih sedikit karena suhu panas yang meningkat.
Fakta ini “saling memperkuat”, ujar salah satu ilmuwan yang menuliskan laporan tersebut. Ulf Riesebell, seorang pakar biokimia di Geomar Helmholtz Center bagi penelitian laut di Jerman. Menurutnya, para pakar semakin yakin masa depan air laut yakni “panas, asam dan tanpa oksigen”.
Stratifikasi Air Laut
Laporan penemuan ini dirangkum dalam makalah 26 halaman yang dipublikasikan oleh PBB dan beberapa organisasi penelitian ilmiah lainya. Berbagai contoh dipaparkan dalam laporan tersebut. Seperti contohnya, di pesisir Samudera Pasifik AS, air laut mengalami stratifikasi yang berarti kandungan oksigennya berkurang.
Hasil penelitian terkini juga menunjukkan “kadar asam 80 persen lebih banyak dari yang diprediksi sebelumnya,” ujar salah seorang penulis laporan Richard Feely dari Pacific Marine Environmental Laboratorium di Seattle.
Hewan Laut Tak Dapat Hidup
Teorinya spesies seperti cumi-cumi hanya dapat hidup di perairan dengan suhu, kadar keasaman dan oksigen tertentu. Masalahnya, akan semakin sulit menemukan perairan yang memenuhi kriteria tersebut. Demikian menurut Feely dan Riebesell.
Simulasi program komputer memperkirakan tingkat keasaman air laut (pH) akan menempuh 8,0 dalam 20-30 tahun mendatang dan 7,9 dalam 50 tahun ke depan. Pada tingkat keasaman tersebut, binatang laut seperti kerang akan mulai rusak. “Ini kehilangan besar yang kami alami,” ujar Riebesell. “Ini juga memberi pengaruh kehidupan manusia.”
Nilai pH mendefinisikan kandungan asam dan basa di air laut. Angkanya antara pH 0 – ph 14. Semakin rendah nilai pH semakin asam pula air laut. Berdasarkan algoritma perhitungan tingkat keasaman air laut, ini merupakan penurunan yang dramatis. Nilai tepat bagi air laut berkisar pada pH 8,1 hingga 8,4.
Baca juga: Mengenal Angin Monsun, Yang Akan Melintasi Wilayah Indonesia
Baca juga: Weather Station
Baca juga: Cari Water Level Tercanggih di 2020? Cuma Disini Tempatnya!

Maka dari itu, dengan menggunakan HOBO Bluetooth Low Energy pH and Temperature Data Logger – MX2501 kita dapat memanfaatkan nya untuk pemantauan pH jangka panjang di muara, danau, sungai, sungai, dan lautan. Memanfaatkan teknologi Bluetooth Low Energy® (BLE), MX2501 pH Logger berkomunikasi secara nirkabel dengan aplikasi HOBOmobile® gratis di perangkat iOS yang membuat pengaturan logger, kalibrasi, dan pemuatan data dengan cepat dan mudah. Proses kalibrasi pH terpandu pada aplikasi HOBOmobile membuat proses rumit yang lebih mudah untuk diikuti. Logger yang terjangkau dan kompak ini secara dramatis memotong waktu dan upaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data lapangan, sementara juga menawarkan data resolusi yang lebih tinggi.
HOBO Bluetooth Low Energy pH and Temperature Data Logger – MX2501 juga memberikan beberpa fitur:
- Kalibrasi pH terpandu mengikuti petunjuk di layar dalam aplikasi HOBOmobile
- Perumahan PVC yang kokoh untuk ditempatkan di lingkungan air tawar dan air asin
- Pembongkaran data cepat dan mudah melalui Bluetooth Low Energy (BLE) ke perangkat iOS
- Sistem deteksi air untuk masa pakai baterai yang lebih lama dan lebih sedikit perawatan
- Potensiometri pH elektroda dengan badan plastik, elektrolit gel, dan sambungan kain ganda
- Baterai yang dapat diganti oleh pengguna, elektroda pH, dan pelindung tembaga anti-biofouling
- Akurasi ± 0,10 unit pH dalam ± 10 ° C suhu saat kalibrasi
Baca juga: PENTING GAK SIH? Nahkoda Menggunakan Weather Station?
Baca juga: Cuaca Ekstrim Yang Terjadi Pada Awal Tahun 2020! Bagaimana Kondisi Cuaca Untuk Kedepannya?
Baca juga: Berapa sih Suhu dan Energi Yang Harus Kita Miliki Dalam Tubuh?